Setiap hari kita mengalami perputaran siang dan malam dan seringkali
kita hanya menjalani aktivitas kita tanpa pernah ingin tahu bagaimana
prosesnya. Perputaran waktu bagi manusia adalah bagian dari perjalanan
hidup manusia di Bumi.Tapi bagaimana siang
dan malam bisa terjadi? Sederhananya mungkin kita akan menjawab, siang
terjadi kala Matahari terbit dan malam menjelang ketika sang surya masuk
ke peraduannya. Tapi apa yang menyebabkan demikian? Rotasi Bumi!
Perputaran Bumi pada porosnyalah yang menyebabkan terjadinya siang
dan malam. Bagaimana bisa? Bumi kita adalah salah satu planet yang
mengitari Matahari dan ia juga mengitari dirinya sendiri. Bumi
membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya,
dan inilah yang dikenal sebagai 1 hari bagi manusia.
Selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada kalanya
sebagian wajah Bumi berhadapan dengan Matahari dan inilah area yang
mengalami siang. Dan kemudian seiring dengan perputaran Bumi, wajah
yang tadinya berhadapan dengan Matahari kemudian berputar dan
membelakangi Matahari sehingga sisi wajah Bumi yang tidak disinari
Matahari ini mengalami malam hari.
Bagi sebagian orang, mungkin akan berpikir mataharilah yang tampak
bergerak di langit sehingga terbit di timur dan tenggelam di barat. Pada
kenyataannya ini disebabkan oleh perputaran Bumi. Matahari tampak
terbit di Timur karena Bumi bergerak ke arah timur dan menuju ke barat
ketika Matahari tampak terbenam. Kalau dilihat dari Kutub Utara, maka
perputaran Bumi ini tampak berlawanan arah jarum jam dan kita akan
melihat kalau siang dan malam menyapu bola Bumi dari Timur ke Barat.
Tapi ada yang menarik!. Bagi kita yang hidup di ekuator Bumi, panjang
siang dan malam bisa dikatakan hampir sama yakni rata-rata 12 jam. Dan
berbagai lokasi di bumi juga “mengalami” rata – rata disinari Matahari
12 jam per harinya. Tapi, panjang siang hari yang dialami di
lokasi-lokasi tertentu pada waktu tertentu di sepanjang tahun sebenarnya
berbeda. Ada kalanya suatu lokasi di utara / selatan mengalami siang /
malam yang panjang. Apa yang menyebabkannya?
Kita tahu bahwa Bumi berputar pada porosnya dan perputaran itu
menyebabkan terjadinya siang dan malam. Tapi, poros atau sumbu Bumi ini
ternyata memiliki kemiringan 23,5º. Sudut kemiringan tersebut dihitung
dari perpotongan bidang ekuatorial Bumi dan bidang orbit Bumi terhadap
Matahari. Kemiringan poros Bumi ini juga memberi pengaruh pada musim di
Bumi dan menyebabkan terjadinya perubahan musim (panas, dingin, gugur
dan semi)
Ketika Bumi bergerak mengelilingi Matahari, porosnya ini akan
mengarah ke titik yang sama di angkasa. Di bola langit, titik itu berada
dekat dengan Polaris si Bintang Utara. Artinya akan ada saat dimana
salah satu belahan Bumi yang 23,5º lebih dekat ke Matahari atau lebih
jauh dari Matahari selama Bumi mengitari sang Surya selama 365,25 hari
atau 1 tahun.
Ada saatnya ketika kutub utara Bumi kemiringannya lebih dekat ke
Matahari dan pada saat ini bumi belahan utara lebih banyak mendapat
sinar Matahari. Tanggal 20 atau 21 Juni merupakan titik balik musim
panas atau summer solstice
yang menandai awal musim panas di Belahan Bumi Utara sekaligus siang
terpanjang di belahan utara atau titik musim dingin bagi belahan
selatan. Sementara di kutub selatan, kemiringan poros Bumi
menempatkannya menjauh dari Matahari sehingga di area ini mengalami
musim dingin dengan siang yang lebih pendek.
Pada bulan Desember, kemiringan kutub utara justru menjauh dari
Matahari dan kali ini giliran kutub selatan yang lebih dekat ke Matahari
sehingga area belahan selatan mengalami musim panas dan mengalami siang
yang panjang. Sedangkan di Utara mengalami sebaliknya yakni musim
dingin dengan panjang siang yang pendek. Titik balik musim dingin atau winter solstice
bagi Bumi belahan utara biasanya terjadi tanggal 21 atau 22 Desember
yang sekaligus juga menjadi titik balik musim panas bagi belahan
selatan.
Dua kali dalam setahun, 21 Maret dan 23 September, saat Matahari di
Ekuinoks (perpotongan dua garis ekliptika dan ekuator langit), maka
lamanya siang dan malam akan sama yaitu masing-masing 12 jam. Ketika di
ekuinoks, poros Bumi tidak mengarah ke Matahari. Titik balik musim semi
atau vernal equinox di Bulan Maret juga merupakan penanda transisi dari malam selama 24 jam ke siang selama 24 jam di kutub Utara.
Dan titik balik musim gugur atau autumnal equinox di bulan
September menjadi penanda kutub utara akan memasuki malam yang panjang
ketika Matahari tidak pernah terbit sedangkan di kutub selatan akan
mengalami masa sebaliknya yakni ketika Matahari tidak pernah tenggelam.
No comments:
Post a Comment