Thursday, August 2, 2012

IKAN BUTA DARI GUA-GUA DI PULAU MUNA


IKAN ENDEMIK PULAU MUNA

Di bulan September 2007, sebuah kegiatan ekspedisi gua hasil kerjasama antara peneliti Indonesia (P2 Biologi LIPI), Perancis (MNHN), Inggris (NHM), Spanyol (IMEDEA) and Australia telah dilakukan untuk mengungkap kekayaan fauna gua di gua-gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.
Tiga orang peneliti udang-udangan, tiga “cave diver” dan satu arachnologist selama satu bulan mengeksplorasi gua-gua yang tersembunyi di gersangnya Pulau Muna yang hampir seluruh daratannya tersusun oleh batu karst.
Tiga orang cave diver secara aktif keluar masuk gua-gua berair payau yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Kegiatan eksplorasi dari pemetaan, pemotretan dan koleksi biota-biota yang hidup didalamnya pun telah dilakukan.
Salah satu koleksi yang paling menakjubkan adalah ditemukannya satu jenis ikan tidak bermata dari kegelapan gua berair payau di gua-gua di pulau ini. Ikan yang dikoleksi dari zona gelap total ini dikoleksi oleh Franck Brehier (Perancis), Stefan Eberhard (Australia) dan Bernard (Spanyol) yang berhari-hari keluar masuk gua-gua yang hampir tidak mungkin dimasuki tanpa peralatan penyelaman.
Ikan gua tersebut akhirnya telah selesai dideskripsi dan diberi nama dan di publikasi dalam jurnal Cybium 2009, 33(3): 241-245.” yang ditulis oleh kolaborasi penulis dari Indonesia, Denmark dan Jerman. Renny K. Hadiaty dari Museum Zoologi Bogor merupakan salah satu peneliti dari LIPI yang terlibat dalam publikasi ikan gua tersebut.
Ikan yang diberi nama Diancistrus typhlops (Ophidiiformes, Bythitidae) ini sampai saat ini hanya dikenal dan ditemukan dari Pulau Muna Indonesia.
Ikan yang dalam kondisi hidup berwarna merah kekuningan ini sangat unik dan menarik. Dengan ditemukannya ikan gua ini, semakin bertambahlah kekayaan jenis fauna gua di Indonesia yang sampai saat ini masih banyak yang belum terungkap.
Source:
Nielsen et al. (2009) A blind, new species of Diancistrus (Teleostei, Bythitidae) from three caves on Muna Island, southeast of Sulawesi, Indonesia. Cybium 2009, 33(3): 241-245.



No comments:

Post a Comment