Monday, November 11, 2013

Situs Peninggalan Sejarah Liang Mobori dan Metanduno



Liang kobori dan metanduno merupakan salah satu gua alam yang berada di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara.  Gua ini kini menjadi situs purbakala yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah selain itu gua ini pun menjadi tempat pariwisata dan penelitian kepurbakalaan.
Gua ini terkenal karena adanya ornament ornament yang berupa lukisan yang terdapat pada dinding gua. Lukisan lukisan ini merupakan salah satu lukisan yang dibuat oleh para manusia purba.
Gua ini merupakan salah satu gua alam yang memiliki ornament didalamnya, yang berupa lukisan hasil karya manusia purba, selain gua serupa yang terdapat di didaerah lainnya di Indonesia atau gua serupa yang berada dimancanegara seperti di Prancis dan Spanyol.
Gua ini merupakan sebuah gua alam  yang ditemukan dan diteliti pertama kali oleh seorang sejarawan bernama Kosasih S.A. pada tahun 1977.
Gua ini terletak kurang lebih 10 km dari pusat kota Raha melalui jalan poros Raha-Mabolu, tepatnya diperbatasan  antara Desa Bolo dan Desa Masalili, Kecamatan Lohia. Untuk mencapainya, kita dapat menggunakan kendaraan Umum ataupun kendaran pribadi selama kurang lebih 1 Jam perjalan. Tetapi untuk mencapai bibir gua tidak semudah yang dikira, kita perlu memasuki lorong lagi sejauh ± 2-3 Km dengan akses jalan yang kurang memadai, tetapi kita akan tetap terpukau dengan keindahan alam disekitar jalan masuk.
Ketika memasuki areal situs peninggalan liang kobori dan metanduno, gua pertama yang kita temui adalah gua metanduno. Gua metanduno merupakan gua alam yang kita jumpai terlebih dahulu sebelum gua liang korori. Pada gua ini kita dapat melihat berbagai hasil peninggalan manusia pra sejarah, misalnya saja lukisan-lukisan hewan pada dinding gua serta asap yang menurut pemandu, sebut saja La Ode Samada, merupakan asap sisa kegiatan masak memasak yang dilakukan oleh manusia pra sejarah. Menurut Pemandu, gua ini disebut sebagai gua metanduno sebab kebanyakan motif yang ditemukan pada gua ini merupakan motif hewan bertanduk, dalam bahasa muna tandu berarti tanduk. Lukisaan lukisan ini, menurut pemandu merupakan lukisan yang dibuat oleh manusia prasejarah dari bahan berupa darah hewan buruan, tanah liat serta getah kayu yang belum diketahui jenisnya. Sebab pola kehidupan masyarakat prasejarah yang hidup didaerah ini adalah berburu, lalu darah hasil hewan buruan dikumpulakan agar dapat menjadi suatu lukisan.
Ketika memasuki bibir gua, kita akan melihat suatu gua alam yang membentang dengan tinggi bevariasi antar 2-5 m dan lebar sekitar 30 m . selain ornament-ornamen berupa lukisan kita dapat melihat berbagai struktur geologi pada gua ini misalnya saja stalaktit yang berada pada bagian atas dan stalakmit yang berada pada bagian bawah, yang apabila keduanya telah bertemu maka akan membetuk tiang batu.
Gua berikut yang kita dapat temui adalah gua utama yaitu gua liag kobori. Sesuai namanya yaitu liang kobori yang jika kita artikan kedalam Bahasa Indonesia berari gua bertulis, didalam gua ini kita akan menemukan berbagai macam lukisan yang dibuat oleh para manusia prasejarah. lukisan lukisan pada dinding gua ini sampai saat ini masih menyimpan misteri tentang kehidupan prasejarah masyarakat muna yang tergores pada 130 an situs aneka goresan berwarna merah pada dinding gua bagian dalam. Lukisan lukisan ini masih terjaga keasliannya sampai sekarang.
Dari berbagai aneka lukisan tersebut, tergambar cara hidup masyarakat suku Muna pada masa lalu mulai dari cara bercocok tanam, berternak, berburu, berdapatasi dengan lingkungan, dan berperang untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Diantara lukisan (gambar) yang ada dalam gua itu adalah gambar seseorang yang menaiki seekor gajah, gambar matahari, gambar pohon kelapa, gambar binatang ternak seperti sapi, kuda, serta gambar layang-layang yang merupakan salah satu media ritual masyarakat Muna pada saat itu.
Selain dapat mempelajari dan menikmati lukisan dari gua ini, kitapun dapat melihat formasi geologi seperti stalaktit dan stalakmit yang memiliki bentuk beragam yang merupakan hasil pengerasan dari mineral mineral alam yang terbentuk sejak puluhan tahun yang lalu.
Gua ini biasa dikunjungi oleh para pelajar untuk studi lapangan maupun para sejarawan, selain itu ada pula wisatawan mancanegara yang segaja datang untuk melakukan penelitian atau dating untuk berwisata saja.
Jika gua ini dikelola dengan maksimal oleh pemerintah daerah dengan penyedian akses jalan yang memadai tidak menutup kemungkinan salah satu gua bertulis terbesar didunia ini, dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar dan bagi pemerintah daerah pula.