Test Your Network Speed
Wednesday, February 27, 2013
Thursday, February 21, 2013
Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Balai Pusataka merupakan
karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh
penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi
mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah
sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa
itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan
oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan
dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam
tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam
jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
Nur Sutan Iskandar
dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak
karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para
pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada
angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai
titik pusatnya.
Ciri-ciri Angkatan Balai Pustaka
Berbicara tentang pertentangan adat dan kawin
paksa, dominasi orang tua dalam perkawinan. Gaya penceritaan terpengaruh oleh
sastra Melayu yang mendayu-dayu, masih menggunakan bahasa klise seperti
peribahasa dan pepatah-petitih. Karya-karya yang diterbitkan Balai Pustaka
diharuskan memenuhi Nota Rinkes yang berbunyi: didaktis, serta netral agama dan
politik. Adapun ciri-ciri lain karya sastra pada masa Balai Pustaka, yaitu
-
Gaya Bahasa : Ungkapan klise pepatah/pribahasa.
-
Alur : Alur Lurus.
-
Tokoh : Plot karakter ( digambarkan langsung oleh narator ).
-
Pusat Pengisahan : Terletak pada orang ketiga dan orang pertama.
-
Terdapat digresi : Penyelipan/sisipan yang tidak terlalu penting, yang dapat menganggu kelancaran teks.
-
Corak : Romantis sentimental.
-
Sifat : Didaktis (pendidikan)
-
Latar belakang sosial : Pertentangan paham antara kaum muda dengan kaum tua.
-
Peristiwa yang diceritakan saesuai dengan realitas kehidupan masyarakat.
-
Puisinya berbentuk syair dan pantun.
-
Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangan adat, soal kawin paksa, permaduan, dll.
-
Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan.
Wednesday, February 20, 2013
Angkatan Pujangga Baru (1933—1942)
Angkatan Pujangga Baru (1933—1942)
Pada tahun1933, Armijn Pane, Amir Hamzah, dan Sultan Takdir
Alisjahbana mendirikan sebuah majalah yang diberi nama Poejangga Baroe. Majalah Poedjangga Baroe menjadi wadah khususnya bagi seniman atau
pujangga yang ingin mewujudkan keahlian dalam berseni. Poedjangga Baroe merujuk pada nama sebuah institusi literer yang
berorientasi ke aneka kegiatan yang dilakukan para penulis pemula. Majalah ini
diharapkan berperan sebagai sarana untuk mengoordinasi para penulis yang hasil
karyanya tidak bisa diterbitkan Balai Poestaka (Purwoko, 2004: 154).
Selain memublikasikan karya sastra, majalah ini juga merintis
sebuah rubrik untuk memuat esai kebudayaan yang diilhami oleh Alisjahbana dan
Armijn Pane. Kelahiran majalah Poedjangga Baroe menjadi titik tolak kebangkitan kesusastraan
Indonesia. S.T. Alisjahbana, dalam artikel Menudju Masjarakat dan
Kebudajaan Baru,
menjelaskan bahwa sastra Indonesia sebelum abad 20 dan sesudahnya memiliki
perbedaan yang didasari pada semangat keindonesiaan dan keinginan yang besar
akan perubahan.
Adapun karakteristik karya sastra pada masa itu terlihat melalui
roman-romannya yang sangat produktif dan diterima secara luas oleh masyarakat.
Pengarang yang paling produktif yaitu Hamka dan Alisjahbana. Hamka, dalam Mengarang Roman, mengatakan Roman adalah bentuk modern dari
hikayat. Roman memperhalus bahasa yang sebelumnya sangat karut marut menyerupai
kalimat Tionghoa sehingga secara tidak langsung roman-roman yang ada mampu
memicu minat baca masyarakat yang awalnya tidak gemar membaca.
Berdasarkan isi cerita, tema-tema yang ada memperlihatkan kecenderungan
para pengarang yang membuat tokoh-tokoh dalam ceritanya berakhir pada kematian.
Pengaruh Barat yang sangat kental pada perkembangan sastra Indonesia dalam
periode Pujangga Baru menghasilkan beberapa perbedaan pandangan dalam kalangan
sastrawan pada saat itu.Sebagai contoh, novel pertama yang diterbitkan majalah ini,
Belenggu, pernah ditolak oleh Balai Pustaka karena dianggap mengandung isu
tentang nasionalisme dan perkawinan yang retak. Dengan alasan didaktis, kedua
isu budaya tersebut dianggap tidak cocok dengan kebijakan pemerintah kolonial.
Tuesday, February 19, 2013
Sastra Angkatan '45
Angkatan '45
Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya
sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik
dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik.
Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan
merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar.
Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat
Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan
angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati
nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.
Munculnya Chairil Anwar dalam panggung sejarah sastra Indonesia
dengan menampilkan sajak-sajak yang bernilai tinggi memberikan sesuatu yang
baru bagi dunia sastra tanah air. Bahasa yang dipergunakannya adalah bahasa
Indonesia yang berjiwa. Bukan lagi bahasa buku, melainkan bahasa percakapan
sehari-hari yang dibuatnya bernilai sastra (Rosidi, 1965: 91). Dengan munculnya
kenyataan itu, maka banyaklah orang yang berpendapat bahwa suatu angkatan kesusateraan
baru telah lahir. Angkatan ini memiliki beberapa sebutan, yaitu Angkatan ’45,
Angkatan Kemerdekaan, Angkatan Chairil Anwar, Angkatan Perang, Angkatan Sesudah
Perang, Angkatan Sesudah Pujangga Baru, Angkatan Pembebasan, dan Generasi
Gelanggang.
Angkatan ’45 adalah angkatan yang muncul setelah berakhirnya
Angkatan Pujangga Baru. Angkatan ini terbentuk karena Angkatan Pujangga Baru
dianggap gagal menjalankan gagasannya. Pujangga Baru yang semula memiliki
gagasan baratisasi sastra Indonesia, nyatanya hanya mentok pada belandanisasi.
Dengan kata lain, tokoh-tokoh atau karya-karya seni dan sastra yang diambil
sebagai acuan dan sumber inspirasi hanya berasal dari negeri Belanda saja,
bukan dari penjuru Barat. Untuk meluruskan persepsi tersebut, muncullah
Angkatan ’45 sebagai gantinya.
Keberadaan angkatan ini
erat hubungannya dengan Surat Kepercayaan Gelanggang. Konsep humanisme
universal menjadi acuan Perkumpulan Gelanggang karena mereka merasa karya-karya
yang dibuat oleh Angkatan Pujangga Baru kurang realistis pada masa itu.
Angkatan Pujangga Baru yang beraliran romatis dinilai terlalu utopis dan hanya
mementingkan estetika. Berbeda dengan Angkatan Pujangga Baru, Angkatan ’45
beraliran ekspresionisme-realistik. Karya-karya yang dihasilkan bergaya ekspresif,
menggambarkan identitas si seniman dan juga realistis. Dalam hal ini, realistis
berarti fungsional atau berguna untuk masyarakat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Angkatan ’45 menganut pendapat seni untuk masyarakat,
sementara Pujangga Baru menganut pendapat seni untuk seni.
Tema yang banyak diangkat
dalam karya-karya seni Angkatan ’45 adalah tema tentang perjuangan kemerdekaan.
Dari karya-karya bertemakan perjuangan itulah amanat yang menyatakan bahwa
perjuangan mencapai kemerdekaan tak hanya dapat dilakukan melalui politik atau
angkat senjata, tetapi perjuangan juga dapat dilakukan melalui karya-karya
seni. Angkatan ’45 mulai melemah ketika sang pelopor, Chairil Anwar, meninggal
dunia. Selain itu, Asrul Sani, yang juga merupakan salah satu pelopor mulai
menyibukkan diri membuat skenario film. Kehilangan akan kedua orang tersebut
membuat Angkatan ’45 seolah kehilangan kemudinya. Akhirnya, masa Angkatan ’45
berakhir dan digantikan dengan Angkatan’50.
Thursday, February 14, 2013
BARCODE UN 2013
Ujian Nasional (UN) 2013 akan menjadi tantangan tersendiri bagi siswa
SMA dan SMP seluruh Indonesia. Sebab Kemendikbud akan melakukan sejumlah perubahan salah
satunya kode soal tidak menggunakan angka lagi melainkan menggunakan
barcode. Selain itu lembar jawaban UN 2013 pun akan dilengkapi dengan barcode.
Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh saat
ditemui di Dinas Pendidikan Jabar, Jalan Dr Radjiman, Sabtu
(16/03/2013).
"Untuk pengamanannnya kita menggunakan barcode. Sehingga ketika ingin memastikan apabila ada kebocoran itu bagaimana. Kalau memang ada bocoran jawaban, saya tanya mana soalnya?" ungkapnya.
"Untuk pengamanannnya kita menggunakan barcode. Sehingga ketika ingin memastikan apabila ada kebocoran itu bagaimana. Kalau memang ada bocoran jawaban, saya tanya mana soalnya?" ungkapnya.
Mendikbud mengakui dengan menggunakan sistem barcode memang biayanya
lebih mahal dari kode dengan menggunakan nomor biasa. "Sedikit mahal
memang, tapi wajar. Kalau untuk pengamanan sendiri lebih tinggi lagi,
jadi kalau ada penyimpangan ketahuan," singkatnya.
Berikut adalah contoh barcode barcode yang dimaksud.
Berikut adalah contoh barcode barcode yang dimaksud.
Wednesday, February 13, 2013
Monday, February 4, 2013
Physics - Moscow Phys-Tech
A
helicopter needs a minimum of a 100 hp engine to hover. (1 hp = 746 W).
Estimate the minimum power neccesary to hover for the motor of a 10
times reduced model of this helicopter (Assuming that it is made of the
same materials). (Moscow Phys-Tech).
Subscribe to:
Posts (Atom)