Monday, October 11, 2010
Spektrum Elektromagnetik
Daerah spektrum
|
Utama interaksi dengan materi
|
Radio
|
Kolektif osilasi dari pembawa muatan dalam bahan massal
( plasma osilasi ). Sebuah contoh akan osilasi elektron dalam
sebuah antena .
|
Microwave melalui jauhinframerah
|
Plasma osilasi, rotasi molekul
|
Dekat inframerah
|
Molekul getaran, plasma osilasi (dalam logam saja)
|
Terlihat
|
Elektron molekul eksitasi (termasuk molekul pigmen yang
ditemukan dalam retina manusia), plasma osilasi (dalam logam saja)
|
Ultraviolet
|
Eksitasi elektron valensi molekul dan atom, termasuk
pengusiran elektron ( efek fotolistrik )
|
Sinar-X
|
Eksitasi dan ejeksi elektron atom inti, hamburan
Compton (untuk nomor atom rendah)
|
Sinar gamma
|
Energik ejeksi elektron inti dalam unsur-unsur
berat, Compton hamburan (untuk semua nomor atom), eksitasi dari
inti atom, termasuk pemisahan inti
|
Energi tinggi sinar gamma
|
Penciptaan partikel-antipartikel pasang . Pada
energi yang sangat tinggi sebuah foton tunggal dapat membuat mandi energi
tinggi partikel dan antipartikel pada interaksi dengan materi.
|
Sunday, October 10, 2010
Badai Matahari
Matahari adalah sumber dari semua energi yang kita kenal di Bumi.
Jika kita merunut semua sumber energi yang kita kenal dan kita gunakan
sehari-hari, semuanya akan bermuara pada Matahari. Matahari sendiri
menghasilkan energi lewat reaksi nuklir yang terjadi di pusatnya. Namun,
meski Matahari memegang peran penting sebagai sumber energi yang kita
butuhkan, Matahari juga menyimpan potensi yang bisa memberikan ancaman
bagi manusia dan ekosistem Bumi. Ancaman yang dimaksud adalah peristiwa
yang dikenal dengan nama badai matahari.
Sebelum membicarakan tentang badai matahari, kita akan melihat
sekilas tentang Matahari.?Matahari adalah sebuah bintang, yaitu bola
plasma panas yang ditopang oleh gaya gravitasi. Di pusat Matahari (nomor
1 dalam Gambar 1), terjadi reaksi nuklir (fusi) yang mengubah 4 atom
hidrogen menjadi 1 atom helium. Reaksi fusi tersebut, selain
menghasilkan helium, juga menghasilkan energi dalam jumlah melimpah
(ingat persamaan terkenal oleh Einstein: E=mc2). Energi yang
dihasilkan, di pancarkan keluar melewati bagian-bagian Matahari, yaitu:
zona radiatif (nomor 2), zona konventif (nomor 3), dan bagian atmosfer
Matahari, yang terdiri dari fotosfer (nomor 4), kromosfer (nomor 5), dan
korona (nomor 6). Dan badai Matahari adalah peristiwa yang berkaitan
dengan bagian atmosfer Matahari tersebut.
Bagian terluar dari Matahari, yaitu korona, memiliki temperatur yang
mencapai jutaan kelvin. Dengan temparatur yang tinggi tersebut, materi
yang berada di korona Matahari memiliki energi kinetik yang besar.
Tarikan gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk mempertahankan materi
korona yang memiliki energi kinetik yang besar itu. Dan secara terus
menerus, partikel bermuatan yang berasal dari korona, akan lepas keluar
angkasa. Aliran partikel ini dikenal dengan nama angin matahari, yang
terutama terdiri dari elektron dan proton dengan energi sekitar 1 keV.
Setiap tahunnya, sebanyak 1012 ton materi korona lepas menjadi angin matahari, yang bergerak dengan kecepatan antara 200-700 km/s.
Berbeda dengan pusat Matahari yang relatif sederhana, bagian atmosfer
Matahari relatif lebih rumit. Karena di atmosfer Matahari ini, medan
magnetik Matahari berperan besar terhadap berbagai peristiwa yang
terjadi di dalamnya. Ada berbagai fenomena menarik diamati di atmosfer
Matahari berkaitan dengan medan magnetik Matahari, seperti bintik
matahari (sun spot), ledakan Matahari (solar flare), prominensa, dan pelontaran material korona (CME – Coronal Mass Ejection). Hal-hal inilah yang berkaitan dengan badai matahari.
Jadi apa yang dimaksud dengan badai matahari?
Singkatnya, badai matahari adalah kejadian / event dimana aktivitas
Matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini
berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari.
Solar flare adalah ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu
kumparan medan magnet permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan
partikel berenergi tinggi dan radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel berenergi tinggi yang
dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi,
akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi
elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya
sekitar 8 menit.
Lalu bagaimana dengan CME?
CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai
letupan yang menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material
korona ini, sekitar 2×1011 – 4×1013 kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 – 6×1024
joule. Material ini dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s
sampai 2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350 km/s. Untuk mencapai
Bumi, dibutuhkan waktu 1-3 hari.
Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11
tahun. Siklus keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik
di permukaan Matahari. Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah
bintik matahari yang teramati. Saat keaktifan Matahari mencapai
maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam jumlah paling banyak
di permukaan Matahari. Dan pada saat keaktifan Matahari mencapai
maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan
partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare
dan CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan
kata lain, saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih
banyak dipapar dengan partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi
dari biasanya) dan radiasi elektromagnetik energi tinggi.
Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare
dan CME, saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik
Bumi. Interaksi ini akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi
buat sementara.
Saat partikel-partikel bermuatan dengan energi tinggi mencapai Bumi,
ia akan diarahkan oleh medan magnetik Bumi, untuk bergerak sesuai dengan
garis-garis medan magnetik Bumi, menuju ke arah kutub utara dan kutub
selatan magnetik Bumi. Saat partikel-partikel energetik tersebut
berbenturan dengan partikel udara dalam atmosfer Bumi, ia akan
menyebabkan partikel udara (terutama nitrogen) terionisasi. Bagi kita
yang berada di permukaan Bumi, yang kita amati adalah bentuk seperti
tirai-tirai cahaya warna-warni di langit, yang dikenal dengan nama
aurora. Aurora ini bisa diamati dari posisi lintang tinggi di sekitar
kutub magnetik Bumi (utara dan selatan).
Saat terjadi badai matahari, partikel-partikel energetik tadi tidak
hanya menghasilkan aurora yang indah yang bisa di amati di lintang
tinggi. Tapi bisa memberikan dampak yang relatif lebih besar dan lebih
berbahaya. Dampak yang dimaksud antara lain: gangguan pada jaringan
listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami
kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, dan menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah.
Peristiwa gangguan besar yang disebabkan oleh badai matahari, yang
paling terkenal adalah peristiwa tahun 1859, peristiwa yang dikenal
dengan nama Carrington Event. Saat itu, jaringan komunikasi telegraf
masih relatif baru tapi sudah luas digunakan. Ketika terjadi badai
Matahari tahun 1859, jaringan telegraf seluruh Amerika dan Eropa mati
total. Aurora yang biasanya hanya bisa diamati di lintang tinggi, saat
itu bahkan bisa diamati sampai di equator.
Masih ada beberapa contoh peristiwa lain yang berkaitan dengan badai matahari yang terjadi dalam abad ke-20 dan 21:
- 13 maret 1989: Terjadi CME besar 4 hari sebelumnya. Badai geomagnetik menghasilkan arus listrik induksi eksesif hingga ribuan ampere pada sistem interkoneksi kelistrikan Ontario Hydro (Canada). Arus induksi eksesif ini menyebabkan sejumlah trafo terbakar. Akibat dari terbakarnya trafo tsb, jaringan listrik di seluruh Quebec (Canada) putus selama 9 jam. Guncangan magnetik badai sekitar seperempat Carrington event, (sekitar 400 nT). Aurora teramati sampai di Texas
- Januari 1994 : 2 buah satelit komunikasi Anik milik Canada rusak
akibat digempur elektron-elektron energetik dari Matahari. Satu satelit
bisa segera pulih dalam waktu beberapa jam, namun satelit lainnya baru
bisa dipulihkan 6 bulan kemudian.
Total kerugian akibat lumpuhnya satelit ini disebut mencapai US $ 50 – 70 juta. - November 2003 : Mengganggu kinerja instrumen WAAS berbasis GPS milik FAA AS selama 30 jam.
- Januari 2005: Berpotensi mengakibatkan black-out di frekuensi HF radio pesawat, sehingga penerbangan United Airlines 26 terpaksa dialihkan menghindari rute polar (kutub) yang biasa dilaluinya.
Badai Matahari juga bisa berbahaya bagi makhluk hidup secara biologi.
Bahaya ini terutama bagi para astronot yang kebetulan sedang berada di
luar angkasa saat badai matahari terjadi. Bagi kita yang berada di
permukaan Bumi, kita relatif aman terlindungi oleh medan magnetik Bumi.
Pengaruh langsung dari badai matahari ini hanya dialami oleh
binatang-binatang yang peka terhadap medan magnetik Bumi. Karena badai
matahari mengganggu medan magnetik Bumi, maka binatang-binatang yang
peka terhadap medan magnetik akan secara langsung terimbas. Misalnya
burung-burung, lumba-lumba, dan paus, yang menggunakan medan magnetik
Bumi untuk menentukan arah, untuk sesaat ketika badai matahari terjadi,
mereka akan kehilangan arah.
Saat ini, Matahari sedang menuju puncak keaktifan dalam siklusnya
yang ke-24. Puncak keaktifan Matahari ini diperkirakan terjadi sekitar
tahun 2011-2013. Saat puncak keaktifan Matahari pada siklus ke-24 ini,
diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan saat puncak keaktifan pada
siklus-siklus sebelumnya. Mungkin efeknya akan sedikit lebih besar, tapi
ada juga yang menduga akan terjadi hal yang sebaliknya, justru lebih
kecil efeknya. Yang manapun itu kasusnya, bisa dikatakan semua ahli
fisika matahari sepakat tidak mungkin terjadi peristiwa besar yang akan
membahayakan kehidupan di muka Bumi.
Berdasarkan pengetahuan kita saat ini, badai matahari hanya akan memberikan ancaman bahaya yang rendah. Solar flare
dan CME yang terjadi di Matahari, tidak akan cukup untuk menyebabkan
peristiwa seperti yang digambarkan dalam beberapa film yang beredar
belakangan ini. Beberapa bintang yang diamati memang menunjukkan adanya
peristiwa yang dikenal dengan istilah superflare, yaitu flare seperti
yang kita amati di Matahari tapi dengan intensitas yang jauh lebih
besar. Tapi peristiwa serupa diduga bukan peristiwa yang umum dan
diragukan bakal terjadi pada Matahari kita, setidaknya saat ini. Memang
peristiwa solar flare dan CME belum bisa diprediksi dengan baik
untuk saat ini. Tapi pengetahuan kita yang didapat dari pengamatan
Matahari lewat berbagai observatorium landas-bumi dan wahana antariksa
yang terus menerus mengamati Matahari, kita semakin mengerti berbagai
peristiwa yang terjadi di Matahari. Setidaknya untuk saat ini, kita bisa
mengatakan dengan cukup yakin bahwa yang digambarkan dalam film-film
fiksi ilmiah tentang badai raksasa matahari, tidak akan terjadi dalam
waktu dekat.
Saturday, October 2, 2010
Microsoft Visual Studio
Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite)
yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu
aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam
bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual
Studio mencakup kompiler, SDK, Integrated Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic .NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe.
Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam native code (dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas Windows) ataupun managed code (dalam bentuk Microsoft Intermediate Language di atas .NET Framework). Selain itu, Visual Studio juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile (yang berjalan di atas .NET Compact Framework).
Visual Studio kini telah menginjak versi Visual Studio 9.0.21022.08,
atau dikenal dengan sebutan Microsoft Visual Studio 2008 yang
diluncurkan pada 19 November 2007,
yang ditujukan untuk platform Microsoft .NET Framework 3.5. Versi
sebelumnya, Visual Studio 2005 ditujukan untuk platform .NET Framework
2.0 dan 3.0. Visual Studio 2003 ditujukan untuk .NET Framework 1.1, dan
Visual Studio 2002 ditujukan untuk .NET Framework 1.0. Versi-versi
tersebut di atas kini dikenal dengan sebutan Visual Studio .NET, karena
memang membutuhkan Microsoft .NET Framework. Sementara itu, sebelum
muncul Visual Studio .NET, terdapat Microsoft Visual Studio 6.0
(VS1998).
Subscribe to:
Posts (Atom)