Mars mempunyai atmosfer, meskipun tipis. Komposisi atmosfer Mars didominasi karbondioksida (sekitar 95%).
Mars. Kredit : NASA
Bukti-bukti geologis di berbagai tempat di Mars menunjukkan bahwa
Mars dulu lebih hangat daripada sekarang. Kondisi seperti itu
mensyaratkan kondisi atmosfer yang lebih tebal dan mengandung
karbondioksida. Pada saat Tata Surya ini masih muda, komposisi
karbondioksida dan airnya kurang lebih sama dengan yang di Bumi.
Hanya saja, karena Mars terletak lebih jauh dari Matahari, yang
artinya pada bagian yang lebih dingin, atmosfer di Mars bisa jadi lebih
tebal. Namun, iklim di Mars berubah menjadi lebih dingin. Hal ini
mungkin terjadi akibat ukuran Mars yang relatif lebih kecil dibandingkan
Bumi. Awalnya, karbondioksida tersimpan dalam wujud karbonat seperti
halnya di Bumi. Karbonat bisa dijumpai pada lapisan kerak planet
(crust). Tetapi, ukuran Mars lebih kecil sehingga lebih cepat dingin,
sehingga lapisan keraknya lebih tebal dan sulit bergeser. Akibatnya,
tidak terjadi aktivitas tektonik sehingga tidak ada perubahan kerak yang
signifikan. Dengan kata lain, karbondioksida yang terikat dalam
karbonat tetap terikat.
Tumbukan dengan benda angkasa yang masif juga menjadi penyebab
hilangnya atmosfer Mars. Ukuran Mars yang kecil (artinya, gaya
gravitasinya juga lemah), tidak mampu menahan lepasnya gas yang menjadi
panas akibat tumbukan.
Faktor lainnya adalah medan magnet. Kita di Bumi terlindung dari
angin matahari berkat adanya magnetosfer, lapisan medan magnet yang
menyelubungi planet tempat tinggal kita. Lain halnya dengan bumi, Mars
lebih terpapar angin matahari. Radiasi sinar ultraviolet matahari
menyebabkan lapisan atas atmosfer Mars terionisasi. Akibatnya, tanpa
perlindungan magnetosfer, angin matahari berinteraksi dengan ion-ion
atmosfer dan menyapunya.