Wednesday, April 8, 2009

Copernican heliocentrism

Copernican heliocentrism is the name given to the astronomical model developed by Nicolaus Copernicus and published in 1543. It positioned the Sun near the center of the Universe, motionless, with Earth and the other planets rotating around it in circular paths modified by epicycles and at uniform speeds. The Copernican model departed from the Ptolemaic system that prevailed in Western culture for centuries, placing Earth at the center of the Universe, and is often regarded as the launching point to modern astronomy and the Scientific Revolution.
As a university-trained Catholic priest dedicated to astronomy, Copernicus was acquainted with the Sun-centered cosmos of the ancient Greek Aristarchus. Although he circulated an outline of the heliocentric theory to colleagues decades earlier, the idea was largely forgotten until late in his life he was urged by a pupil to complete and publish a mathematically detailed account of his model. Copernicus's challenge was to present a practical alternative to the Ptolemaic model by more elegantly and accurately determining the length of a solar year while preserving the metaphysical implications of a mathematically ordered cosmos. Thus his heliocentric model retained several of the Ptolemaic elements causing the inaccuracies, such as the planets' circular orbits, epicycles, and uniform speeds, while at the same time re-introducing such innovations as:
  • Earth is one of seven ordered planets in a solar system circling a stationary Sun
  • Earth has three motions: daily rotation, annual revolution, and annual tilting of its axis
  • Retrograde motion of the planets is explained by Earth's motion
  • Distance from Earth to the Sun is small compared to the distance to the stars

Friday, April 3, 2009

ASAL MULA LUBANG HITAM

Asal-mula lubang hitam

Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.

Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan terhisap. maybe one day, the thing will haappen with sun, moonth, and our world be able to be dark Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menghisap apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya. Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak terhisap masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.